Rabu, 26 Februari 2014

HAKEKAT KECANTIKAN SEORANG WANITA








Sudah menjadi hal yang lumrah bagi seorang wanita selalu memperhatikan keindahan  dalam dirinya yang merupakan penciptaan yang dianugerahkan Sang Kholik kepadanya. Karena memang pada hakikatnya apa saja yang diberikan Allah kepada hamba-Nya adalah yang terbaik. Semuanya itu mempunyai manfaat  yang sangat besar. Semua itu diberikan untuk memenuhi kebutuhan manusia.  Namun dari semua kenikmatan itu, kita tak boleh terlene olehnya, karena itu semua hanyalah sebuah titipan yang diamanahkan kepada kita. Dan kita harus pintar untuk bisa menjaga dan memanfaatkan sesuai dengan kegunaannya.

Umumnya semua hal yang ada pada diri seorang wanita adalah suatu keindahan. Memang sedap untuk dipandang mata. Namun yang disebut dengan cantik itu tidak hanya yang nampak oleh mata. Karena  kecantikan wanita itu dibagi menjadi dua, yaitu kecantikan secara lahiriah dan batiniah. Dari kedua poin ini yang merupakan kecantikan abadi adalah kecantikan secara batiniah. Kecantikan batiniah adalah kecantikan yang tersirat dari dalam diri seorang wanita. Mengapa bisa begitu? Karena jika dalam dirinya sudah baik, dapat dipastikan bagian luarnya akan baik. Itulah cerminan seorang wanita secara natural. 

       
           Kecantikan seorang muslimah itu meliputi??
ü  Cantik akhlaqnya
Muslimah yang cantik adalah yang mempunyai akhlaq yang terpuji. Mereka bisa menjaga kehormatan dirinya. Mereka dapat menempatkan sikap sesuai dengan tempatnya.
ü  Cantik parasnya
Tak usah ditanyakan lagi, sudah lazimnya seorang wanita itu adalah insan yang cantik. Banyak orang mengatakan bahwasanya wanita adalah racun dunia? Mengapa bisa begitu? Mungkin memang itu merupakan hal yang menarik. Subhanallah. Tapi sayangnya, terkadang hal itu malah menimbulkan kemudlaratan. Yaitu di kala mereka tidak bisa menempatkannya pada tempatnya. Misalnya, menggunakan make-up yang terlalu berlebihan, menghiasi dirinya dengan perhiasan yang berlebihan pula, dan lain-lain.  
ü  Cantik kepribadiannya
Karakter yang harus dimiliki oleh seorang muslimah adalah pintar, disiplin, dan ulet. Misalnya seorang ibu. Karena masa depan keturunannya tergantung pada kepandaian seorang wanita dalam mendidik putra-putrinya.

Wanita dengan Mahar Termahal di Dunia



Syahdan, Abu Thalhah meminang Ummu Sulaim binti Mulhan dengan menawarkan mahar yang sangat tinggi. Namun, betapa terkejutnya tatkala lidahnya menjadi kelu ketika Ummu Sulaim menolaknya dengan angkuh. Ummu Sulaim berkata: “Sesungguhnya tidak pantas bagiku menikah dengan orang musyrik. Apakah engkau tahu, wahai Abu Thalhah, sesungguhnya tuhan-tuhanmu dibuat oleh seorang budak dari keluarga si fulan. Tahukah engkau bahwa tubuh tuhan-tuhanmu itu akan terbakar bila disulut denagn api.” Mendengar itu, Abu Thalhah merasa seperti disambar petir. Amarah di dadanya bergolak tak tertahankan. Sontak, dia pun berlalu begitu saja meninggalkan Ummu Sualaim sambil masih tidak percaya dengan apa yang dilihat dan didengarnya. Akan tetapi karena cintanya, Abu Thalhah kembali lagi dengan membawa mahar yang lebih besar dan janji kehidupan yang lebih menyenangkan agar hati Ummu Sulaim tunduk dan menerimanya.
Namun, lagi-lagi Ummu Sulaim berkata: “Sebenarnya orang yang sepertimu tidak patut ditolak, wahai Abu Thalhah. Akan tetapi engakau adalah laki-laki kafir dan aku wanita Muslimah. Tidak layak bagiku menikah denganmu..” Abu Thalhah bertanya: “Lantas apa keinginanmu?” Ummu Sulaim balik bertanya: “Apakah keinginanku?” Abu Thalhah bertanya: “Yang kuning (emas) atau yang putih (perak).” Ummu Sulaim berkata lagi: “ Aku tidak menginginkan yang kuning atau yang putih. Yang aku inginkan adalah adalah keislamanmu.” Abu Thalhah bertanya” Pada siapa aku mendapatkan itu?”. Ummu Sulaim menjawab : “Engkau bisa mendapatkannya dari Rasulullah Saw.” Maka Abu Thalhah bergegas menuju Rasulullah Saw yang sedang duduk bersama sahabat-sahabatnya. Ketika melihat Abu Thalhah dari kejauhan, beliau Saw. Berkata kepada sahabat-sahabatnya”. Lihatlah Abu Thalhah akan datang menemui kalian dengan cahaya Islam di matanya.” Sesampainya di depan Rosulullah Saw.Abu Thalhah menceritakan apa yang dikatakan oleh Ummu Sulaim dan setelah itu dia masuk Islam. Dan akhirnya, Abu Thalhah pun bisa menikahi Ummu Sulaim.

Sesungguhnya wanita ini merupakan contoh agung bagi orang yang ingin mendapatkan kemuliaan dan keutamaan. Sungguh dia telah menorehkan pujian yang indah dan memilih pahala yang lebih besar dan penuh berkah dari Tuhannya. 

Dikutip dari sebuah buku yang berjudul “La Tahzan” karangan Dr. ‘aidh Abdullah Al-Qarni

Rabu, 05 Februari 2014

Kunci-Kunci Keberhasilan



  •   Kunci kemuliaan adalah taat kepada Allah dan rosul-Nya.

  • Kunci rezeki adalah berusaha dengan diiringi istighfar  dan ketaqwaan.

  • Kunci surga adalah tauhid.

  • Kunci iman adalah merenungkan ayat-ayat Allah dan makhluk-makhlukNya.

  •   Kunci keaikan adalah kejujuran.

  •   Kunci kehidupan hati adalah merenungkan Alquran, berdoa di malam hari,  adalah  menjaga  meninggalkan dosa.

  •   Kunci ilmu pengetahuan adalah bertanya dan menyimak dengan baik.

  •   Kunci pertolongan dan keberhasilan adalah kesabaran.

  •  Kunci kebahagiaan adalah ketaqwaan.

  •  Kunci bertambahnya (nikmat) adalah bersyukur.

  •  Kunci rindu akhirat adalah menjaga jarak diri dari kenikmatan duniawi.

  •   Kunci agar permintaan dikabulkan adalah doa.



Cantiknya Wanita yang Menjaga Lisannya



Sebagai seorang wanita muslimah harusnya bisa menjaga lisannya dari perkataan yang  tidak baik. Karena kata pepatah Jawa “Ajining di ana ing lathi” yang berarti berharganya diri kita tergantung pada apa yang kita ucapkan
Para sejarawan meriwayatkan: Suatu hari Kholid ibn Yazid ibn Muawiyah mengumpat Abdullah ibn Zubair-sesorang yang dikenal sebagai musuh bebuyutan Bani Umayyah –dengan menyebutnya sebagai orang yang paling kikir. Saat Khalid melontarkan makian itu, istrinya, ramlah binti Zubair- yang tak lain adik kandung Abdullah sendiri-berada di dekatnya dan mendengar makian itu.
Namun demikian, ia tak berkomentar tak sepatah kata pun. Melihat keanehan itu, Khalid pun bertanya kepadanya: “Mengapa engkau tidak membelanya? Apakah engkau senang dengan apa yang aku katakan atau engkau memang tidak berkenan menjawab?”. Ia menjawab : Tidak kedua-duanya. Sebab, seorang wanita tidak berhak mencampuri urusan laki-laki. Kami hanyalah wewangian untuk dicium dan dipeluk. Jadi, untuk apa kami mencampuri urusan kalian?” Khalid takjub dengan jawaban Ramlah itu dan kemudian menciumi keningnya dengan penuh keharuan.
Rasulullah Saw sendiri melarang keras penyebaran rahasia kehidupan suami isteri kepada orang lain. Ahmad bin Hanbal meriwayatkan: Asma binti Yazid menuturkan: “Suatu ketika aku duduk di samping Rasulullah Saw dengan sejumlah kau laki-laki dan beberapa orang wanita. Rasulullah Saw bersabda: “Adakah diantara kalian seorang laki-laki yang pernah menceritakan rahasia dirinya dengan isterinya kepada orang lain. Dan adakah diantara kalian seorang isteri yang menceritakan rahasia dirinya dengan suaminya kepada orang lain?” Para sahabat terdiam semuanya. Lantas, aku pun berkata: “Demi Allah wahai Rasulullah, sesungguhnya wanita-wanita pasti pernah melakukannya dan kaum laki-laki juga melakukannya.” Maka beliau bersabda: “Janganlah kalian lakukan itu lagi. Sesungguhnya yang demikian itu adalah seperti setan laki-laki bertemu setan perempuan di jalanan, kemudian menggaulinya, dan orang-orang melihatnya.”
Adalah seorang wanita yang menjaga apa yang terjadi antara mereka dengan sueminya. Sebab hal itu merupakan rahasia yang wajib disimpan terlebih lagi bilahal itu berkenaan dengan hubungan seksual.
Demikianlah cerita dari kisah wanita dalam rumah tangganya yang dapat menjaga kesucian lisannya dari perkataan yang brurk. Semoga bisa menjadi pelajaran untuk para wanita semua.
Dikutip dari sebuah buku yang berjudul “La Tahzan” karangan Dr. ‘aidh Abdullah Al-Qarni