Rabu, 05 Februari 2014

Cantiknya Wanita yang Menjaga Lisannya



Sebagai seorang wanita muslimah harusnya bisa menjaga lisannya dari perkataan yang  tidak baik. Karena kata pepatah Jawa “Ajining di ana ing lathi” yang berarti berharganya diri kita tergantung pada apa yang kita ucapkan
Para sejarawan meriwayatkan: Suatu hari Kholid ibn Yazid ibn Muawiyah mengumpat Abdullah ibn Zubair-sesorang yang dikenal sebagai musuh bebuyutan Bani Umayyah –dengan menyebutnya sebagai orang yang paling kikir. Saat Khalid melontarkan makian itu, istrinya, ramlah binti Zubair- yang tak lain adik kandung Abdullah sendiri-berada di dekatnya dan mendengar makian itu.
Namun demikian, ia tak berkomentar tak sepatah kata pun. Melihat keanehan itu, Khalid pun bertanya kepadanya: “Mengapa engkau tidak membelanya? Apakah engkau senang dengan apa yang aku katakan atau engkau memang tidak berkenan menjawab?”. Ia menjawab : Tidak kedua-duanya. Sebab, seorang wanita tidak berhak mencampuri urusan laki-laki. Kami hanyalah wewangian untuk dicium dan dipeluk. Jadi, untuk apa kami mencampuri urusan kalian?” Khalid takjub dengan jawaban Ramlah itu dan kemudian menciumi keningnya dengan penuh keharuan.
Rasulullah Saw sendiri melarang keras penyebaran rahasia kehidupan suami isteri kepada orang lain. Ahmad bin Hanbal meriwayatkan: Asma binti Yazid menuturkan: “Suatu ketika aku duduk di samping Rasulullah Saw dengan sejumlah kau laki-laki dan beberapa orang wanita. Rasulullah Saw bersabda: “Adakah diantara kalian seorang laki-laki yang pernah menceritakan rahasia dirinya dengan isterinya kepada orang lain. Dan adakah diantara kalian seorang isteri yang menceritakan rahasia dirinya dengan suaminya kepada orang lain?” Para sahabat terdiam semuanya. Lantas, aku pun berkata: “Demi Allah wahai Rasulullah, sesungguhnya wanita-wanita pasti pernah melakukannya dan kaum laki-laki juga melakukannya.” Maka beliau bersabda: “Janganlah kalian lakukan itu lagi. Sesungguhnya yang demikian itu adalah seperti setan laki-laki bertemu setan perempuan di jalanan, kemudian menggaulinya, dan orang-orang melihatnya.”
Adalah seorang wanita yang menjaga apa yang terjadi antara mereka dengan sueminya. Sebab hal itu merupakan rahasia yang wajib disimpan terlebih lagi bilahal itu berkenaan dengan hubungan seksual.
Demikianlah cerita dari kisah wanita dalam rumah tangganya yang dapat menjaga kesucian lisannya dari perkataan yang brurk. Semoga bisa menjadi pelajaran untuk para wanita semua.
Dikutip dari sebuah buku yang berjudul “La Tahzan” karangan Dr. ‘aidh Abdullah Al-Qarni

Tidak ada komentar:

Posting Komentar